Bismillah.
Imam Bukhari rahimahullah membawakan riwayat dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
المُسْلِمُ مَن سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِن لِسانِهِ ويَدِهِ، والمُهاجِرُ مَن هَجَرَ ما نَهَى اللَّهُ عنْه
“Seorang muslim adalah yang membuat kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya, dan hakikat orang yang berhijrah adalah yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah.”
Hadits ini menunjukkan salah satu kesempurnaan dan kemuliaan agama Islam dalam mengatur kehidupan. Seorang muslim akan menciptakan suasana tenang dan aman bagi lingkungan di sekelilingnya. Seorang muslim bukanlah teroris yang gemar menebar rasa takut dan ancaman kepada orang lain.
Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الإِيمانُ بضْعٌ وسَبْعُونَ، أوْ بضْعٌ وسِتُّونَ، شُعْبَةً، فأفْضَلُها قَوْلُ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأَدْناها إماطَةُ الأذَى عَنِ الطَّرِيقِ، والْحَياءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإيمانِ
Iman terdiri dari tujuh puluh lebih cabang atau enam puluh lebih cabang, yang paling utama adalah kalimat laa ilaha illallah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan rasa malu merupakan salah satu cabang keimanan. (HR. Muslim)
Imam Bukhari juga membawakan riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أوْ لِيَصْمُتْ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ واليَومِ الآخِرِ فلا يُؤْذِ جارَهُ
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah dia mengganggu tetangganya
Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk menjadi muslim sejati…